Triangulasi
“In the face of uncertainty around which data points are relevant or which approach is the best, we recommend a triangulation approach.” – Jeff Sauro.
Gw kenal konsep triangulasi ini dari seorang Staff UX Researcher yang jadi mentor gw, namanya George Zhang. Waktu itu George pergi ke Asia untuk melakukan riset tentang pick-up experience Uber, Grab, dan Gojek. Untuk riset ini dia melakukan riset yang sama di Singapore dan Jakarta, dilakukan oleh 6 tim yang berbeda, dan dengan 3 metode UXR yang berbeda: benchmarking, interview, dan shadowing. Secara prinsip, George sudah melakukan 3 dari 4 jenis triangulasi yang biasa dilakukan oleh para periset UX.
Apa itu triangulasi? Layman’s term-nya begini, berusaha mendapatkan data point dari sudut pandang yang berbeda-beda. Pernah ingat anekdot tentang beberapa orang yang memegang bagian tubuh gajah yang berbeda dan masing-masing mengambil kesimpulan yang berbeda tentang objek yang dipegangnya. Ada yang bilang binatang yang mereka pegang itu ular, badak, kuda, dsb. Hal inilah yang berusaha kita hindari dengan melakukan triangulasi data. Daripada kita hanya memegang satu bagian tubuh dari seekor gajah, kita berusaha sebisa mungkin untuk memegang banyak bagian dari gajah tersebut untuk kemudian didiskusikan bersama. Dengan harapan, kita bisa mendapatkan kesimpulan yang lebih akurat: “Ini gajah!”
Ada 4 tipe triangulasi:
- Antartim: tim dengan skill set dan mindset yang berbeda melakukan user research
- Antarpopulasi: antarkota, antardemografi, antarnegara, dsb
- Antarmetode: memakai metode riset yang berbeda-beda
- Intrametode: memakai satu metode yang sama namun mengamati hal yang berbeda di setiap sesi risetnya
Triangulasi sebenarnya tidak hanya dilakukan ketika melakukan sebuah riset. Triangulasi bisa dimulai sejak dari awal menyiapkan riset hingga saat menganalisis data. Misalkan di fase analisis data, triangulasi bisa diartikan sebagai menggabungkan metode mencari pola/tren dan metode analisis yang verbatim. Begitu juga dengan triangulasi di fase persiapan, gw biasanya mencari data-data dari desk research, market research, hasil analisis tim data science, atau pun riset-riset sebelumnya.
Triangulasi paling murah? Wawancara + survei. :)
Yoel
(Suka riset yang murah-murah)