Sekolah Master’s di bidang UX – Perlu Siapin Apa Aja?
Di tilisan sebelumnya gw menulis tentang pertimbangan untuk mengambil Masters di bidang UX. Kali ini gw akan lanjutin untuk share tentang kira-kira apa aja yang perlu disiapin atau dipikirin kalau kita beneran decide untuk ambil Masters itu.
- Mau Masters di negara mana?
Ada banyak cabang pohon keputusan yang bisa kita rangkai dalam persiapan untuk study Master’s ini. Bisa mulai langsung dari mau belajar apa, mau fokus ke topik apa, dll. Kalau gw fokus ke ini dulu: negara mana yang kita mau tuju. Ada banyak pilihannya: Australia, Belanda, Jerman, Inggis, negara-negara Scandinavian, ataupun Amerika. Setiap negara punya perbedaan yang cukup significant untuk proses aplikasinya. Sesuai dengan pengalaman gw, gw akan focus untuk persiapan jika lu mau ambil S2 di Amerika.
- 2 Tahun
Persiapannya kebanyakan di rentang waktu 1–2 tahun. Kebanyakan universitas di Amerika memulai tahun pelajarannya di musim gugur, sekitar bulan Agustus. Untuk tahun ajaran 2025, biasanya deadline untuk mendaftar adalah musim dingin tahun sebelumnya (Desember 2024). Jadi di bulan Agustus 2024 (tepat satu tahun sebelum masuk ajaran baru 2025), kita harus siapin semua dokumen pendaftaran.
- Dokumen
Dokumen atau syarat yang biasanya dibutuhkan adalah TOEFL, GRE, Portfolio, Study objective, surat rekomendasi, personal statement, dan ijazah S1. Dari semua ini yang menurut gw paling penting adalah surat rekomendasi dan personal statement. Dulu gw sampai cari native English speaker untuk bener-bener review tulisan-tulisan gw. Karena tulisan itulah yang bisa bedain gw dari calon-calon mahasiswa lainnya
- Universitas yang mana?
Nah ini pertanyaan yang cukup tricky. Gw biasanya fokus di dua hal ini: punya program UX yang gw mau dan di kota yang UX community-nya aktif. Program UX di Amerika ada macam-macam. Ada yang fokus ke riset akademik karena “parent departmentnya” adalah departemen sosial. Ada yang fokus ke design dan praktek. Atau ada juga yang focus ke implementasi karena programnya dilahirkan oleh fakultas Ilmu Komputer. Untuk tau hal ini paling gampang adalah untuk lihat kurikulum programnya dan tanya-tanya alumni dari jurusan-jurusan tersebut. Yang kedua adalah UX community. Ini sangat penting menurut gw. Bisa aja ada satu program bagus banget tapi di sebuah kampus terpelosok di Iowa state. Nantinya bakal susah untuk cari komunitas UX ataupun pekerjaan. Jadi menurut gw bisa fokus ke hub-hub tech utama seperti Northwest, Bay Area, dan East Coast.
- Apply yang banyak.
Jangan apply ke satu universitas aja. Acceptance rate di program-program UX ini biasanya cukup kecil – karena bidang UX ini mungkin masih hot dan belum banyak program S1 nya. Dulu gw pernah dengar ada rule of thumb 5 universities: 1 dream, 3 good, 1 back up. Jadi daftar aja ke minimal 1 uni yang lu pengen banget masuk (= hampir impossible buat masuk mungkin sebenernya – Stanford), 3 yang cukup bagus programnya (Georgia Tech, UC San Diego, NYU), dan 1 yang buat jaga-jaga (acceptance ratenya tinggi – contohnya kaya RIT di chicago)
Good luck!
Yoel (Dulu gw apply ke 7 universitas. 4 ngenolak, 3 kasih acceptance letter, tapi hokinya dapet yang dream universitasnya. Go Huskies! :p )