Riset yang Kotor
Sepertinya ini unpopular opinion, akan ada banyak orang yang bakal gak setuju ama gw mengenai tulisan ini. Premisnya ini: Bagi perusahaan yang belum percaya akan value dari UX Research, gak apa-apa kok buat mulai riset yang cepat dan kotor.
Apa contoh riset yang cepat dan kotor? Salah satunya adalah dengan mengandalkan metode riset yang murah seperti interview dan survey. Hasilnya gak akan ideal, tapi mau gimana lagi? Masa mau bayar research agency untuk melakukan segmentation research yang harganya Rp200Juta dan setelah hasil risetnya jadi, stakeholder kita baik dari tim product, data, atau engineer akan bilang “wah menarik insight-nya.” Tapi ya udah gitu doang. Gak akan ada lagi follow up-nya.
Kenapa bisa begitu? Karena perusahaan masih belum percaya value dari UX Research dan pasti juga belum terampil dalam menggunakan insight dari riset tersebut. Di sinilah peran riset yang kotor dan/atau cepat bisa menguntungkan. Dengan turnover riset yang cepat dan murah, pasti nanti akan ada “aha moment” di mana orang akhirnya menemukan value dari UX Research.
Selain lewat interview dan survey tadi, ini ada beberapa riset yang menurut gw bisa dilakukan secara murah, kotor, dan cepat:
- Usability study
- Gerilya interview
- Observasi
- Competitor analysis
- Social media analysis
- Heuristics analysis
Nah, setelah itu beberapa success stories, kita nantinya bisa mendapatkan trust dari stakeholders. Selain itu team kita perlahan-lahan akan jadi lebih terampil dalam memakai hasil riset. Di turning point itu lah, baru kita naikkan standar riset kita perlahan-lahan. Mulai bisa melakukan riset yang lebih thorough seperti research sprint, complex quantitative studies, atau a 3 months foundational study.
Ide untuk memulai dengan riset yang kotor ini, mungkin gak akan disukai oleh orang karena seakan gw “melacurkan” bidang UX Research. Namun, mau gimana lagi? Gw lebih mending pragmatis untuk jangka waktu tertentu sambil berusaha menggandeng stakeholder untuk belajar sedikit demi sedikit tentang research yang rigorous. Daripada mau muluk-muluk berpikir ideal dari sejak awal tapi ga jalan kemana-mana..
Yoel
(Suka yang kotor-kotor)