Q6: What do you feel is the biggest gap between the average Indonesian designers/researchers compared to the experienced US-based ones working in FAANG, for instance?

Yoel Sumitro
2 min read2 days ago

--

Menurut gw ada dua gap yang paling besar antara FAANG designers dan Indonesian designers:

  1. Exposure dan Experience -> Hard design skill

Ironically gapnya terbentuk bukan karena nature tapi nurture : exposure. Exposure akan:

a. Tech yg speednya fast dan jago -> designers mau bikin design secomplex apapun, ya jawabannya bisa. Ga ada itu cutting2 corner “kita bisanya ship designnya dengan scope yang lebih kecil kalau mau launch quarter ini.”. Pacenya juga cepet. Mau A/B testing several design exploration juga bisa cepet setiap quarternya.

Dua tipe exposure ini bikin pengalaman seorang designer jadi lebih banyak dibandingkan designer2 di Indo. Yang boro2 mau bikin design yg bagus kaya duolingo and keep improving it kalau setiap design selalu di cut corners krn tech capacity limitation.

b. PM yang jago product thinkingnya

Yang ini satu function yang paling banyak kerja ama designer. Kalau PMnya FAANG jauh jago2, ruthless prioritization, product thinking and strategy skill nya juga jago-jago ya hal ini tentu push designers untuk bisa di bar yang level dengan mereka.

c. Senior Designer yang jago mentoring/coaching other designers

Nomor a dan b ini sebuah circle yang melahirkan nomor c. Dan nomor c ini ya jadi makin dorong menghasilkan designer-designer lain yang lebih jago. Sesuai pepatah “besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya”

2. Creativity, critical thinking, out-of-the box thinking, abductive thinking

Keempat skill di atas gw grouping as the same family skill. Menurut gw culture Asia yang lebih high power distance, positivism, risk averse, collectivism itu kurang mendukung untuk keempat skill di atas. Jadinya inovasi di bidang UX/ interaction design lebih banyak keluar dari society yang lower power distance, interpretivism, risk taking, dan individualism.

At the end baik nomor 1 dan 2 bikin lingkaran komunitas yang makin ngegenjot skill2 designers di Ameriki sana.

Cheers,

Yoel

(Dulu gw berasa belajar paling banyak tentang UXR ya waktu lihat colleague yang ex-IDEO atau ex-Google dan mereka tunjukin ke gw gimana bisa bikin research method yang kreatif)

--

--

Yoel Sumitro

Senior Director, Product Design at Delivery Hero I Ex-tiket.com, Bukalapak, Uber, adidas I Berlin I Tweet @ SumitroYoel