PM Idaman buat Tim Design

Yoel Sumitro
3 min readJan 17, 2021

Seringkali gw atau anggota tim design harus menginterview calon PM. While masing-masing function biasanya mempunyai kriteria masing-masing tentang “PM idaman” bagi functionnya, apakah kriteria PM ideal buat kita, tim design?

Paling gampang, calon-calon PM ini karena tau bahwa gw yang mewawancarai ada orang design, mereka suka menghujani hw demgan istilah-istilah seperti design sprint, design thinking, riset, focus groups, dsb. Tapi biasanya gw ga terlalu care dengan buzzword-buzzword seperti itu dan berusaha mencari tau lewat pengalaman mereka, apakah mereka bener-bener bisa jadi PM idaman buat tim design gw. Here are some heuristics I usually use:

These criteria tentu saja subjektif buat mata gw sebagai orang design and ignoring some other basic skills yang biasanya udah dicover sama pewawancara dari tim lain.

1. Jump to solution vs solving people problems

Menurut gw ini lumayan crucial. Kalau gw boleh pilih satu aja aspect dari design thinking yang PM bisa embodied, gw akan pilih aspek ini. Bahwa para PM ini ga pengen cepet-cepet jump to solution dan membangun fitur-fitur A, B, C, dan D. Gw bakal pengen tau banget apa mazhab kandidat PM ini adalah untuk selalu mencari tahu terlebih dahulu apa masalah yang mau dipecahin, instead of “ayo kita bangun fitur A karena Taobao bikin fitur ini dan berhasil”. Di dalam spektrum ini gw lebih happy lagi kalau dia punya mindset kaya first principles thinking atau biasa pake metode2 kaya root cause analysis gitu.

2. Involving design in product prioritization

Mungkin karena impostor syndrome, gw liat, kita sebagai designer itu lumayan murah. In the sense of asal kita diajak aja sama para PMs dalam membuat keputusan-keputusan penting dalam product development (product roadmap, quarterly planning), kita pasti bakalan super happy dan secure. Makanya gw pengen liat ini juga dari calon PM. Apa mereka melihat design sebagai equal thought partner atau cuman jadi tukang warna.

3. Empathy to users

Yang ini lebih susah untuk diajarkan. Makanya gw pengen liat track record para candidat PM ini. Seberapa sering mereka ikut join riset? Seberapa banyak mereka punya sudut pandang untuk suppporting their users instead of cuman mikirin bisnis, bisnis, dan bisnis.

4. Handal dalam berpolitik

Gw suka kasih pertanyaan ini di awal “Di minggu pertama lu kerja, kalau boss lu tau-tau bilang kalau dia ga suka salah satu orang yang report ke lu, dan minta lu buat pecat dia, what will you do?”. Dari situ biasanya gw bisa agak meng-assess kemampuan berpolitik PM ini. Menurut gw kemampuan berpolitik lumayan dibutuhkan oleh seorang PM. Kalau dia cuman bakalan jadi yes man, suka dapet taichi-an kerjaan terus dari boss yg demanding, ujung-ujungnya anak-anak designer gw juga yang kena. Makanya I would love to find PM with Little Fingers’ traits.

5. Design Vocabolary

Gw ga berharap PM-PM ini pada tau gimana caranya ngelakuin corelation study, but at least gw berharap mereka bisa tau lingo and the breadth of our crafts. Jadi bisa kasih request yang masuk akal ke kita. The depthnya ya biar kita yang kerjain.

Yoel

(Pernah masuk Quora, dianggap sebagai interviewer yang ga sopan karena gw naikin kaki gw ke atas kursi. Ya gimana yah, on my defense, kalau lagi meeting internal kan ya emang santai gt kita vibenya 😜)

--

--

Yoel Sumitro

Senior Director, Product Design at Delivery Hero I Ex-tiket.com, Bukalapak, Uber, adidas I Berlin I Tweet @ SumitroYoel