Pertanyaan tentang Mimpi
Di tulisan sebelumnya, gw pernah menulis tentang behaviour user yang selalu make up their future behaviour. Mereka ga pernah pernah bisa prediksi gimana nantinya ketika dia memakai sebuah produk atau jasa yang belum ada di dunia nyata. Tapi kenapa seorang periset masih suka memakai pertanyaan-pertanyaan berikut ini?
- Kalau kamu bisa bikin ideal experience buat memakai Uber, kira-kira akan seperti apa?
- Kalau kita ngobrol lagi dalam 10 tahun, kira-kira apa yang bakal berbeda?
- Menurut kamu cara search barang di Bukalapak 5 tahun dari sekarang kira-kira bakal kaya gimana?
Loh…kan katanya user akan selalu make up their future behaviour? Koq hal kaya gini masih ditanyain?
Pertanyaannya ga salah. Yang sering salah dilakukan adalah bagaimana menginterpretasikan jawaban itu. Banyak kali, researcher mengambil insight-insight tentang produk atau behaviour di masa depan ini secara literal. Padahal: participant itu bukanlah designer. Dan tugas kita sebagai researcher bukanlah untuk mendesign sebuah produk baru berdasarkan feedback secara literal dari participant.
Lalu bagaimana cara kita memakai jawaban participant dari tipe-tipe pertanyaan seperti itu? Yang perlu kita lakukan adalah untuk mengubah informasi tentang penggunaan produk di masa depan ini ke dunia abstract. Prediksi dari participant ini jarang akurat jadi yang lebih penting adalah apa yang prediksi dan refleksi ini berusaha katakan tentang si user.
Gw akan coba pake framework 4 state dalam membuat inovasi di bawah ini untuk lebih jelasin lagi. Framework ini gw adaptasi dari Bridge dan Kaiser-IDEO model.
(1 ) Nyata sekarang -> (2) Abstract sekarang -> (3) Abstract baru -> (4) Nyata baru
Kalau lihat framework ini ada 4 tahapan yang bisa dilakukan tim design untuk membuat inovasi.
- Researcher akan melakukan riset tentang user, produk, dan konteks di dunia nyata (di dunia Nyata Sekarang)
- Researcher akan menganalisis data nomer 1 untuk dijadikan sebagai framework atau konsep Abstract Sekarang.
- Designer dan Researcher akan mencoba untuk melakukan eksplorasi dan brainstorming bareng-bareng tentang sebuah kemungkinan framework atau konsep abstract yang baru. Dari (2) Abstract sekarang ke (3) Abstract baru
- Designer akan menerjemahkan konsep abstract yang baru untuk menjadi sebuah produk dan konteks yang baru di dunia nyata. Dari (3) Abstract baru ke (4) Nyata baru.
Nah, jadi bisa dilihat kan, kalau kita cuman langsung mengambil data literal user tentang future behaviour mereka, kita sedang melakukan tahapan jalan pintas yang salah: dari state nomor 1 (produk sekarang di dunia nyata) langsung ke state nomer 4 (produk baru di dunia nyata).
(1) Nyata sekarang -> (4) Nyata baru
Terkadang bisa oke sih hasilnya…kalau kita lagi hoki banget. Tapi menurut gw hasilnya akan jarang bisa akurat. Karena sekali lagi, partisipan riset kita itu bukan designer atau design strategist. Kita lah sebagai researcher yang seharusnya melakukan tugas kita buat membawa data tentang user, produk, dan konteks dunia nyata ke dunia abstract dulu!
Yoel
(Kangen banget bermain-main di dunia abstract lagi)