Penghormatan pada Ritual “Crafting Time” Kita

Yoel Sumitro
2 min readNov 20, 2019

--

Salah satu complain paling banyak yang gw denger ketika gw pengen membuat seating system designer yang embedded ke product teamnya masing-masing adalah “Nanti jadi digangguin terus and ga fokus kerjanya”.

Kebanyakan tech company saat ini memang memakai Spotify model dimana designer / researcher biasanya duduk berdekatan dengan product manager, data, dan engineer. Padahal kalau dilihat dari histori profesi designer, kita biasanya bekerja di sebuah “studio design”. Jadi ada ketidaknyamanan di sini. Dimana secara historis, crafter seperti kita lebih efisien untuk bekerja di studio yang isinya adalah teman-teman yang mirip cara/ritual kerjanya, tapi sekarang kita harus bekerja di satu ruangan dengan spesies lain dan harus selalu siap diinterupsi setiap saat. Pasti lumayan menantang! Apalagi untuk designer/researcher introvert seperti gw.

Lalu pertanyaan berikutnya, apa sih yang membedakan secara value dari studio design dengan embedded model seating system? Kenapa koq bikin kita ga nyaman banget. Menurut gw bisa di-distill jadi dua hal: studio design bisa spark collaboration dan memberikan sebuah environment yang menghormati ritual “crafting time” kita. Hal yang kedua inilah yang bisa terganggu dengan model product development Spotify yang banyak dipakai sekarang.

Sebagai designer atau researcher, kita tahu bahwa natur pekerjaan kita agak berbeda dengan product manager misalnya. Kita membutuhkan waktu yang lama untuk fokus mendesign “crafting time”. Dan terkadang juga crafting time ini tidak bisa diganggu dengan meeting atau diskusi sisipan di sini dan di sana yang membuat kita harus context switching terlalu sering.

Untuk itu kayaknya wajib buat kita menentukan boundary sendiri kalau kita masih bekerja dengan konsep Spotify ini. Boundary ini bisa macam-macam bentuknya, intinya adalah sesuatu yang bisa menghormati crafting time kita. Contohnya seperti: no-meeting Wednesday, set short waktu tiap hari untuk PM memberi feedback ke kita, block waktu di calendar tiap hari, atau selalu berani untuk bilang “tidak” atau “nanti dulu” ketika kita sedang diinterupsi.

Apalagi di budaya power distance dan collectivism yang tinggi di Indonesia seperti ini, susah banget kadang untuk set our personal boundary. Tapi kita harus sadar kalau respecting our crafting time is very pivotal. Kalau kita menghormati ritual kita, apalagi product manager kita?

Yoel

(Setiap hari between jam 9–11 pagi ga bisa diajak meeting)

--

--

Yoel Sumitro
Yoel Sumitro

Written by Yoel Sumitro

Senior Director, Product Design at Delivery Hero I Ex-tiket.com, Bukalapak, Uber, adidas I Berlin I Tweet @ SumitroYoel

No responses yet