4 Tone dan 2 Struktur dalam Menulis Research Report
Gw lumayan sering kasih feedback tentang struktur dari laporan riset. Karena menurut gw struktur ini penting banget. Struktur membantu pembaca untuk mengerti research insight kita dengan mudah dan memberikan tone sesuai yang kita inginkan.
Secara umum, research insight report itu punya 4 komponen ini menurut gw:
- Insight
- Problem
- Question
- Answer
Insight bisa didapat dari berbagai macam sumber: observasi, secondary research, funnel data, customer support data, dll. Dari data2 ini ada yang menjadi problem dan menghasilkan question untuk kita carikan answernya. Nah, dari 4 komponen utama ini kita bisa gonta ganti komponen mana yang menjadi awalan dari sebuah report untuk memberikan tone report yang berbeda. Kenapa awalan dari report sangat penting? Karena awalan ini biasanya adalah sebuah summary. Ketika tidak ada summary, pembaca diminta untuk mencari-cari sendiri relationship dari key message2 utama yang mereka baca.
Ini 4 tone berbeda berdasarkan komponen awal mana yang kita pilih
- Tone datar : Insight -> Problem -> Question -> Answer
- Tone menantang: Problem -> Question -> Insight -> Answer
- Tone mempertanyakan: Question -> Insight -> Problem
- Tone memberikan direction: Answer -> Insight -> Problem
Gw pribadi paling suka baca tone datar dan direction. Tone yang datar berpikir secara bottom up dan tone direction berpikir secara top down.
Yang menjadi pertanyaan berikutnya, biasanya dalam sebuah report ada beberapa insight (I1, I2, I3), beberapa problem (P1, P2, P3), beberapa question (Q1, Q2, Q3), dan beberapa answer (A1, A2, A3). Lalu bagaimana cara meramu multiple sub-component ini. Ada dua cara utama: secara deduktif atau induktif.
Contohnya misalkan kita mau pake Tone Datar + Deduktif maka strukturnya akan seperti ini:
Insight (I1, I2, I3) -> Problem (P1, P2, P3) -> Question (Q1, Q2, Q3) -> Answer (A1, A2, A3)
Keuntungannya, reader ga perlu berpindah2 dalam berpikir secara topik, tapi kerugiannya, harus menghubung2kan sendiri antara I1, P1, Q1, A1. Yang kerugiannya ini menurut gw lumayan pe-er buat pembacanya. Bikin gw lebih suka cara penulisan secara induktif.
Contohnya tone menantang + induktif seperti ini:
Topik 1 (P1, Q1, I1, A1) -> Topik 2 (P2, Q2, I2, A2) -> Topik 3 (P3, Q3, I3, A3).
Cara menulis laporan secara induktif seperti ini jarang ditulis secara alami, karena proses riset kita biasanya secara deduktif (problemnya dicari semua -> dicari insightnya semua -> dijawab semua). Padahal menurut gw, bagi pembaca akan lebih mudah mengerti urutan seperti itu.
Jadi ada dua variabel utama yang bisa kita utak-atik dalam membuat sebuah research report. Yang pertama adalah urutan komponen untuk mempengaruhi tone. Yang kedua adalah struktur penulisan deduktif atau induktif.
Mana yang paling sering kamu pakai?
Yoel
(Ada berapa subtopik – P1 sampai P berapa? – yang biasanya gw saranin seorang researcher untuk bahas? Tidak lebih dari 5 – P5. Lebih dari itu udah susah buat digest kayanya)